Blog Archive

Selasa, 19 Februari 2013

Java Jazz Festival: Indonesia Punya Jazz yang Patut Diangkat

JAKARTA, KOMPAS.com -- Penyelenggara Java Jazz Festival mengatakan lagi, dalam pergelaran musik itu mereka tak hanya bermaksud memanggungkan para artis musik dari luar negeri, tapi juga mempromosikan para artis musik dalam negeri ke dunia internasional.

"Selain mau datangin musisi luar ke Indonesia, yang paling penting kami mau angkat musisi Indonesia, mengenalkan Indonesia ke dunia, bahwa ada festival jazz terbesar di dunia. Kami ingin mengangkat derajat musisi Indonesia di dunia," jelas Music Director Java Jazz Festival, Eki Puradiredja, dalam Jazz Dialog di Lot 8 SCBD, Jakarta Selatan, Jumat (15/2/2013).

Dalam penyelenggaraan yang kesembilan, Java Jazz Festival ingin menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia juga memiliki musik jazz yang sudah diadaptasi dengan musik tradisional, seperti yang akan dimainkan grup Kayon, yang terdiri dari Indra Lesmana, Gilang Ramadhan, dan Pra Budi Dharma. "Kami punya artis-artis Kayon yang baru kali pertama main, mereka patut di-highlight karena berhasil mengangkat musik tradisional dengan jazz," ujar Eki.

Selain itu, Java Jazz Festival 2013 juga memiliki Trio Ligro, yang memadukan gondang, sebagai pengganti drum, dengan gitar dan bas.

"Kemudian ada Balawan, ada Aksan Sjuman, yang akan tampil dengan konsep audio visual, Idang Rasjidi Meets Ule Pattiselano, ada Ligro Trio, Tohpati, Barry Likumahuwa, dan grup-grup dari komunitas-komunitas jazz di Indonesia, seperti dari Bali, dari Balikpapan. Jadi, kami benar-benar pengin ngerangkul komunitas jazz di Indonesia," papar Eki.

Jenis-jenis musik lain, seperti pop, pun akan dihidangkan dalam Java Jazz Festival 2013. "Pada akhirnya kalau kita ngomongin jazz, pasti ada industri. Jadi, hampir ada 80 persen jazz musicians, dan 20 persen musicians bukan jazz, tapi akan main jazz seperti yang kita harapkan," terang Eki.

0 komentar:

Posting Komentar