JAKARTA, KOMPAS.com -- REady to tAke the CHallenge (REACH), yang merupakan acara tahunan dan diadakan sejak 2008, belum lama ini diselenggarakan lagi. Dengan tema We Choose to be Happy, REACH 2013 diadakan di Megamendung, Bogor, Jawa Barat, 29 Juni-7 Juli lalu.
"Kita tidak akan bisa happy kalau tidak berani mengejar apa yang kita inginkan dan menjalaninya dengan sungguh-sungguh. Karena itu, mari total dalam mengejar mimpi dan jangan malas," terang ketua panitia pelaksana REACH, Wirya Kartasasmita, dalam sambutannya.
REACH 2013, yang diadakan oleh Majelis Nichiren Syosyu Buddha Dharma Indonesia (MNSBDI), diikuti oleh 650 peserta dari 19 provinsi di Indonesia. Sebelum kegiatan tersebut dimulai, para pesertanya telah memilih satu dari 10 studio yang disiapkan oleh panitia, yaitu musikal, comedy team, fashion, video dokumenter, tari, musik, boyband dan girlband, kuliner, fotografi, dan studio multimedia. Studio itulah yang menjadi kelas rutin para peserta setiap hari.
Studio tersebut melibatkan sejumlah pengajar profesional, yaitu Rusdy Rukmarata dan EKI Dance Company (musikal dan tari), Ichwan Thoha (fashion), Oni Krisnerwinto (musik), Uli Herdinansyah dan Mo Sidik Zamzami (comedy team), Andino Siahaan (boyband dan girlband), Arie Parikesit (kuliner), Oleg Sanchabakhtiar (multimedia), Feri Latief (fotografi), dan Adel Pasha (video dokumenter).
Berbagai pengalaman didapat oleh para peserta dalam studio. Salah satunya, oleh Putri Fathanah (14), siswi SMPN 17 Banda Aceh. "Ini pertama kalinya aku ikut REACH. Senang banget dan seru banget deh,” ujarnya dengan semangat. "Selama ini aku paling cuma bisa masak mi instan. Tapi, di studio kuliner, aku jadi belajar berbagai macam masakan Nusantara, seperti gado-gado, rendang, tahu telur, tumpeng, dan lain-lain," ujarnya lagi.
Cerita berkesan juga disampaikan oleh Sally Chandra, peserta asal Pematang Siantar, Sumatera Utara. Sally yang pemalu itu mengaku tidak akan melupakan pengalamannya ditunjuk menjadi model dari studio fashion. "Aku ini orangnya tidak terbuka, malu-malu juga. Tapi, entah kenapa, teman-teman nunjuk aku jadi model," tutur dara 19 tahun itu.
Tak disangka, penampilannya dalam presentasi studio fashion ternyata menuai respons positif. "Saya mencoba untuk percaya diri dan tampil fun aja. Ternyata teman-teman dan juri memuji bagus. Saya senang sekali,” tuturnya lagi.
Di samping delapan studio, REACH juga menggelar kelas wawasan, seperti bahaya narkoba, pendidikan seks, bullying, kuliner gastronomi molekuler, dan neuroscience. Kelas neuroscience yang dibawakan oleh dokter ahli saraf Ryu Hasan banyak mengupas soal apa saja yang ada dalam otak manusia serta bagaimana otak bekerja.
"Sebagian besar perasaan maupun perilaku kita merupakan kendali otak. Karena itu, otak harus diperlakukan dan dijaga dengan sangat baik," jelas dokter yang juga menjadi pengajar di Tokyo University, Jepang, tersebut. "Kalau ada dari kamu yang sakit hati, deg-degan ketemu gebetan, itu juga kendali otak,” imbuh Ryu, yang mengundang minat para peserta karena juga membicarakan probelmatika cinta kaum muda.
Ichwan memuji antusiasme para peserta REACH 2013. "Tahun ini, peserta lebih antusias. Saya pun tidak menyangka kalau peserta yang SMP ternyata juga ikut kelas dengan sangat antusias," ujar Ichwan, yang telah lima tahun berturut-turut terlibat dalam kegiatan tersebut. "Terus terang saya iri, anak muda di sini mendapat kesempatan untuk belajar banyak hal. Mudah-mudahan REACH tahun depan semakin baik lagi," sambungnya.
Menutup penyelenggaraan REACH 2013, Ketua Umum MNSBDI, Aiko Senosoenoto, juga mengumumkan kontingen asal DKI Jakarta sebagai kontingen terbaik dari 27 kontingen yang ikut. Kontingen beranggota 68 peserta itu unggul dari segi antusiasme dalam belajar, manajemen, disiplin, dan prestasi dalam kompetisi. (Hervinny Wongso/REACH)
Read more »