FIFALorong pemain sepak bola yang menghubungkan ruang ganti ke lapangan. Para pengatur pertandingan sering memiliki akses ke tempat ini untuk melakukan aksinya.
ZURICH, KOMPAS.com - Ancaman pengaturan pertandingan sepak bola semakin serius. FIFA bahkan mengindikasi, para kriminal yang terorganisasi itu mencoba menyasar liga di 50 negara. Kerja mereka sangat rapi dan nekat.
Kepala Keamanan FIFA, Ralf Mutschke mengatakan, kelompok ini juga sebagian migrasi dari organisasi perdagangan narkoba. Mereka tak hanya bisa memengaruhi wasit maupun pemain, tapi juga pejabat federasi sepak bola.
Menurut Mutschke, target utama mereka adalah mendekati pemain, wasit, dan pejabat. "Anda memiliki 50 persen peluang untuk menerima (tawaran mereka) dan apa yang membuat saya sedih adalah, mereka memeragakan kepada saya bahwa operasi mereka tak kenal takut. Sebab, tak akan ada yang berani melaporkan pendekatan ini," ujar Mutschke.
Mutschke baru saja melakukan pertemuan rahasia dengan terdakwa pengaturan pertandingan di Zurich. Ia menginterogasinya untuk menjelaskan rencana dan cara kerja geng kriminal pengatur pertandingan itu. Menurut Mutschke, para kriminal ini mengambil keuntungan besar lewat pasar taruhan dan mereka bekerja dengan sabar.
"Mereka akan mengikuti target dalam periode waktu tertentu, mengetahui kebiasaannya, juga mengikuti situasinya apakah target sedang puas, bahagia, atau sedang tak dibayar, atau bayarannya dari klub kurang, atau ia juga penjudi," ungkap Mutschke.
Ia menambahkan, terkadang mereka memiliki akses untuk berada di lorong yang biasa dilewati pemain dari ruang ganti ke lapangan. "Para pengatur pertandingan selalu berada di stadion dan terus mengamati target. Terkadang mereka bisa berada di lorong pemain yang sebenarnya cukup aneh," keluh Mutschke.
Taktik lainnya adalah, mereka mengorganisasi pertandingan persahabatan internasional, kemudian mengganti wasit pada saat-saat terakhir sebelum pertandingan. "Jika Anda tak memiliki gambaran dari pertandingan, maka akan sulit untuk mengetahui bahwa wasitlah yang mengatur jalannya pertandingan," jelasnya.
Pada suatu kesempatan, FIFA hanya menemukan ada pertandingan di mana daftar wasit yang diajukan semuanya berkulit hitam. Tapi, setelah pertandingan, wasitnya sudah berganti dengan wasit kulit putih dan itu sudah diunggah di Youtube.
Menurut Mutschke, FIFA sudah menekankan kepada pemain dan wasit untuk segera melaporkan jika ada pihak yang mencoba menyuap mereka. Sebanyak 209 anggota FIFA dan beberapa konfederasi sepak bola juga diharuskan menunjuk pejabat yang memiliki integritas untuk memantau masalah ini.
"Saya akan mencoba mengajukan bahwa para anggota (FIFA) dan melibatkan mereka dalam gerakan melawan korupsi. Kami memiliki 209 anggota dan beberapa konfederasi dan ini benar-benar suatu tantangan. Saya mungkin akan gagal, tapi setidaknya saya sudah mencoba," katanya.
"Tujuan saya adalah semua komunitas sepak bola harus diperkuat dalam melawan korupsi dan manipulasi pertandingan," tegasnya. (RTR)
0 komentar:
Posting Komentar