TRIBUNNEWS/DANY PERMANAKetua Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI) La Nyalla M (tengah) bertemu dengan Menpora ad-interim Agung Laksono dalam rangka persiapan Kongres PSSI, di Kantor Kemenpora, Jakarta, Minggu (9/12/2012).
JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI yang kini menjadi anggota Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia, Erwin Dwi Budiawan, meminta PSSI di bawah kepemimpinan Djohar Arifin Husin mengundang stakeholder atau pemangku kepentingan olahraga Indonesia dalam rapat Exco, Senin (28/1/2013).
Stakeholder olahraga, seperti Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI), dan unsur dari Kemenpora perlu diundang untuk memastikan agar pembahasan isi MoU dijalankan dengan benar.
Menurut Direktur Operasional Persisam Putra Samarinda itu, mengundang pihak luar pada rapat Exco diperbolehkan. Itu berdasar statuta PSSI.
"Ini situasi dispute akibat dualisme organisasi sehingga harus ada kemauan untuk menyelesaikan dan menghindarkan Indonesia dari suspension," katanya dalam rilis yang diterima wartawan, Selasa.
Erwin menegaskan, dia bersama ketiga mantan anggota Exco lainnya—La Nyalla Mahmud Mattalitti, Tonny Aprilani, dan Robertho Rouw—tidak akan menghadiri rapat yang undangannya dikirimkan PSSI, apabila materi rapat tidak sesuai dengan isi MoU Kuala Lumpur sebagai bagian dari penyelesaian kemelut dualisme organisasi sepak bola di Indonesia.
Agenda rapat Exco kali ini harus sejalan dengan upaya penyelesaian dualisme organisasi sepak bola di Indonesia. Dengan cara fokus pada empat butir peta panduan FIFA yang sudah diingatkan asosiasi tersebut melalui surat pada tanggal 18 Desember 2012. Jadi, lanjut Erwin, PSSI harus mengubah dulu agenda rapat itu, dengan membahas empat pokok saja sesuai isi MoU.
Erwin menambahkan, ketidakhadiran empat orang tersebut dalam rapat pada Senin mendatang bukan berarti empat Exco tersebut tidak kembali ke PSSI. Ini karena pemulihan status dan pengembalian empat anggota Exco ke PSSI itu sudah terjadi sejak 7 Juni 2012, saat MoU ditandatangani Djohar Arifin dan La Nyalla di Kuala Lumpur. "Kami hanya tidak datang rapat, jika agendanya tidak sesuai dengan MoU. Ubah dulu agendanya," ujarnya.
0 komentar:
Posting Komentar