Blog Archive

Jumat, 16 Agustus 2013

Didiek SSS: Kris Biantoro Menangisi Nasib Artis Musik Indonesia


KOMPAS IMAGES / FIKRIA HIDAYATPembawa acara, aktor, dan vokalis senior Kris Biantoro (kanan) menyanyi diiringi permainan saksofon Didiek SSS ketika berkunjung ke kantor Redaksi Kompas.com di Jakarta, Selasa (23/2/2010). Kris, yang menderita gagal ginjal selama 38 tahun, meninggal dunia pada Selasa, 13 Agustus 2013, pukul 13.30 WIB di Jakarta.
JAKARTA, KOMPAS.com — Semasa hidupnya, vokalis, aktor, dan pembawa acara yang berjaya pada era 1970-an, Kris Biantoro, sering menangisi para artis musik Indonesia yang bernasib memprihatinkan ketika masa keemasan mereka telah habis.

"Dia prihatin, kenapa pekerja seni di masa tua tidak sedahsyat dulu, dilupakan orang. Dia nangis kalau cerita itu ke saya," kata pemain saksofon yang juga sahabat Kris, Didiek SSS, ketika berbincang di kediaman mendiang, Kompleks Bukit Permai, Jalan Bromo Blok K/8 dan K/9, Cibubur, Jakarta Timur, Selasa (13/8/2013).

Kondisi seperti itu memicu Kris untuk berusaha memperjuangkan nasib para artis musik senior yang kurang beruntung secara ekonomi melalui wadah yang bernama Perfomer's Right Society of Indonesia (Prisindo).

"Dia mau memperjuangkan artis lama seperti penyanyi dan pemusik, karena KCI (Karya Cipta Indonesia) selama ini kan buat pencipta lagunya. Nah, Prisindo, yang digagas Kris Biantoro ini untuk artis musiknya," jelas Didiek.

Namun, takdir berkehendak lain. "Kami semestinya ketemu di Mega Mendung (Jawa Barat) untuk bahas Prisindo untuk menyalurkan hak-hak pekerja seni. Prisindo ini sudah terbentuk, hanya tinggal menunggu waktu untuk disahkan undang-undang. Tapi, Kris Biantoro sudah keburu berpulang," ujar Didiek.

0 komentar:

Posting Komentar