Makan Cokelat 10 Tahun Bisa Lindungi Jantung
Berita gembira buat penggemar cokelat! Orang yang terus-menerus mengonsumsi cokelat dikatakan bisa terlindung dari serangan jantung dan stroke.
Satu studi ilmiah tampaknya bisa membuat sumringah para "penggila" cokelat yang menyatakan bahwa makan cokelat gelap setiap hari selama 10 tahun dapat mengurangi ancaman kesehatan. Sebuah tim peneliti dari Australia menggunakan model matematika guna meramalkan dampak kesehatan jangka panjang dari konsumsi cokelat hitam setiap hari pada 2.013 orang. Mereka diketahui memiliki kondisi sindrom metabolis, yang membuat mereka menghadapi risiko tinggi sakit jantung.
Tim tersebut mendapati skenario kasus terbaik, tak ada pasien yang tak mengonsumsi cokelat setiap hari, dan teknik itu berpotensi mencegah 70 serangan jantung atau stroke tak mematikan serta 15 yang mematikan per 10.000 orang selama 10 tahun. Model tersebut juga menunjukkan pelaksanaan "strategi pencegahan cokelat gelap" yang efektif mungkin cuma memerlukan biaya 40 dollar AS per orang setiap tahun.
Para peneliti itu, yang pekerjaannya disiarkan di British Medical Journal pada Jumat (1/6/2012), menegaskan, dampak perlindungan tersebut baru diperlihatkan oleh cokelat gelap yang berisi sedikitnya 60 sampai 70 persen cocoa, bukan cokelat putih atau susu.
Namun, para ahli yang tak terlibat dalam studi tersebut memberi peringatan. "Saran buat konsumsi cokelat gelap setiap hari ... tentu saja akan membuat orang dengan sindrom metabolis jadi bergairah. Namun, pada tahap ini temuan ini masih bersifat perkiraan dan bukan bukti, dan hasilnya memerlukan data dalam kehidupan nyata untuk konfirmasi," kata Kenneth Ong dari Brooklyn Hospital Center di Amerika Serikat.
"Saya menduga konsumsi cokelat gelap setiap hari selama 10 tahun mungkin memiliki konsekuensi yang tak diduga," tambahnya. "Asupan kalori dan gula tambahan mungkin berdampak negatif bagi pasien di dalam studi ini, jika mereka bertubuh gemuk dan memiliki glukosa yang tak bisa menoleransinya."
Semua peserta dalam studi itu, yang dipimpin Christopher Reid di Monash University di Melbourne, memiliki tekanan darah tinggi dan sindrom metabolis. Namun, mereka tak memiliki sejarah sakit jantung atau diabetes dan tidak dalam pengobatan untuk menurunkan tekanan darah tinggi.
Sumber : Kompas
Satu studi ilmiah tampaknya bisa membuat sumringah para "penggila" cokelat yang menyatakan bahwa makan cokelat gelap setiap hari selama 10 tahun dapat mengurangi ancaman kesehatan. Sebuah tim peneliti dari Australia menggunakan model matematika guna meramalkan dampak kesehatan jangka panjang dari konsumsi cokelat hitam setiap hari pada 2.013 orang. Mereka diketahui memiliki kondisi sindrom metabolis, yang membuat mereka menghadapi risiko tinggi sakit jantung.
Tim tersebut mendapati skenario kasus terbaik, tak ada pasien yang tak mengonsumsi cokelat setiap hari, dan teknik itu berpotensi mencegah 70 serangan jantung atau stroke tak mematikan serta 15 yang mematikan per 10.000 orang selama 10 tahun. Model tersebut juga menunjukkan pelaksanaan "strategi pencegahan cokelat gelap" yang efektif mungkin cuma memerlukan biaya 40 dollar AS per orang setiap tahun.
Para peneliti itu, yang pekerjaannya disiarkan di British Medical Journal pada Jumat (1/6/2012), menegaskan, dampak perlindungan tersebut baru diperlihatkan oleh cokelat gelap yang berisi sedikitnya 60 sampai 70 persen cocoa, bukan cokelat putih atau susu.
Namun, para ahli yang tak terlibat dalam studi tersebut memberi peringatan. "Saran buat konsumsi cokelat gelap setiap hari ... tentu saja akan membuat orang dengan sindrom metabolis jadi bergairah. Namun, pada tahap ini temuan ini masih bersifat perkiraan dan bukan bukti, dan hasilnya memerlukan data dalam kehidupan nyata untuk konfirmasi," kata Kenneth Ong dari Brooklyn Hospital Center di Amerika Serikat.
"Saya menduga konsumsi cokelat gelap setiap hari selama 10 tahun mungkin memiliki konsekuensi yang tak diduga," tambahnya. "Asupan kalori dan gula tambahan mungkin berdampak negatif bagi pasien di dalam studi ini, jika mereka bertubuh gemuk dan memiliki glukosa yang tak bisa menoleransinya."
Semua peserta dalam studi itu, yang dipimpin Christopher Reid di Monash University di Melbourne, memiliki tekanan darah tinggi dan sindrom metabolis. Namun, mereka tak memiliki sejarah sakit jantung atau diabetes dan tidak dalam pengobatan untuk menurunkan tekanan darah tinggi.
Sumber : Kompas
0 komentar:
Posting Komentar