JAKARTA, KOMPAS.com - Juru bicara Save Our Soccer (SOS), Apung Widadi, menduga Persibo Bojonegoro terlibat pengaturan skor saat tim berjuluk Laskar Angling Dharma tersebut ditekuk 0-8 oleh Sunray JC dalam pertandingan lanjutan penyisihan grup F Piala AFC, Selasa (9/4/2013).
Laga Persibo melawan Sunray JC dihentikan pada menit ke-65 dalam keadaan Persibo tertinggal 0-8 dan hanya memiliki enam pemain yang bisa melanjutkan pertandingan.
Persibo hanya membawa 12 pemain pada pertandingan itu. Satu pemain cadangan itu, yaitu Didik Bagus Triyono, dimasukkan pada menit ke-40 menggantikan Totok Wahyu Setiawan.
"Persibo hanya membawa 12 orang. Lalu kedua, pemain tidak berjuang maksimal. Sedikit benturan saja, pemain sudah cedera. Padahal, Lawannya klub Hong Kong yang kualitasnya jauh di bawah Persibo," jelas Apung saat dihubungi wartawan, Kamis (11/4/2013).
Apung menjelaskan, indikasi pengaturan skor sudah tercium ketika Persibo digulung tujuh gol tanpa balas oleh New Radiant di Stadion Manahan Solo, Selasa (12/3/2013) lalu. Bahkan, lanjut Apung, ada beberapa pemain Persibo menjadi aktor praktik kotor tersebut.
"Suap untuk pemain berkisar Rp 50 juta. Masalah finansial klub kadang menjadi alasan pemain dan manajemen akhirnya menjual laga hanya untuk menyambung hidup. Namun, hal ini tidak bisa ditolerir lagi," beber Apung.
Kasus ini sudah diketahui oleh Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Roy Suryo. Roy berharap tidak ada praktik suap di balik kekalahan Persibo.
"Itu merupakan sebuah pertanyaan. Memang itu tak lepas dari kondisi finansial, tapi jangan sampai ada tuduhan match fixing gara-gara tidak ada pemain pengganti. Saya sih berpraduga baik dulu. Saya akan segera meminta penjelasan kepada PSSI. Bagi saya, kekalahan itu tidak elok dan tidak pantas untuk yang akan datang," beber Roy di kantor Menpora, Rabu (10/4/2013) malam.
Belum ada klarifikasi dari pihak Persibo soal tudingan terjadinya pengaturan skor ini.
0 komentar:
Posting Komentar