KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMOKelompok suporter Persib Bandung, Viking, beraksi saat mendukung tim kesayangannya berlaga melawan Semen Padang dalam laga perdana Indonesian Premier League di Stadion Si Jalak Harupat, Bandung, Sabtu (15/10/2011). Pertandingan itu berakhir imbang 1-1. Suporter berharap Kongres Luar Biasa PSSI 2013 dapat mengakhiri segala konflik dan mewujudkan sepak bola Indonesia ke arah yang lebih baik.
JAKARTA, KOMPAS.com - Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI diharapkan bukan semata-mata untuk menghindari sanksi dari FIFA, melainkan KLB itu bisa mempersatukan dua kubu yang bertikai, yakni PSSI dan Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI). Demikian disampaikan Agus, sebagai salah satu perwakilan Deltamania --kelompok suporter Deltras Sidoarjo--, jelang KLB PSSI pada Minggu (17/3/2013).
KLB PSSI akan membahas empat agenda, di antaranya pengembalian empat anggota Eksekutif Komite yang dipecat, revisi statuta, penyatuan liga sepak bola profesional, dan peserta KLB adalah peserta Kongres Solo. Empat agenda itu dibuat berdasarkan Memorandum of Understanding (MoU) antara PSSI dan KPSI di Kuala Lumpur, Maret 2012.
"Kami inginnya bersatu. Hilangkan ego dan kepentingan politik. Kami enggak pro sana atau sini, meskipun Deltras bermain di kompetisi PT Liga Indonesia," tegas Agus saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (16/3/2013).
KLB nanti kemungkinan jalan terakhir bagi Indonesia untuk menghindari sanksi FIFA. Agus berharap, setelah kongres, ada langkah konkret memperbaiki sepak bola.
"Kami tidak peduli siapa pun ketuanya. Negara-negara lain sudah maju. Masak kita jalan di tempat terus dan bahkan malah mundur. Malu, Mas, lihat timnas kalah. Jadi, ke depannya harus lebih baik lagi," tandas Agus.
Ia kemudian berpendapat, federasi merupakan persoalan utama yang harus segera dibenahi. Pasalnya, PSSI kerap diisi oleh sosok yang kurang berkompeten dalam sepak bola. "Yang harus dibenahi organisasinya. Harusnya orang-orang yang mencintai sepak bola. Bukan politikus. Memang sulit, sih, karena di Indonesia selalu berhubungan dengan politik. Tolong, kalau bisa libatkan suporter dan pengamat yang dalam tanda kutip tidak ada kepentingan," tuturnya.
Di lain kesempatan, Ketua Viking Heru Joko berharap tidak ada kisruh dalam KLB nanti. Dia juga berharap adanya pembenahan dalam kompetisi karena selama ini masih terdapat penyimpangan-penyimpangan. "Rakyat Indonesia menunggu hasil kongres. Soalnya, sepak bola hiburan yang penting bagi masyarakat. Masyarakat akan tahu kok mana yang 'main' dalam kongres besok. Masyarakat sudah pintar. Jangan main-main dengan masyarakat. Kami juga mengharapkan sebuah kompetisi profesional. Jangan ada lagi penyimpangan-penyimpangan. Soalnya, selama ini sepak bola habis di 'ongkos'," beber Heru.
0 komentar:
Posting Komentar