JAKARTA, KOMPAS.com -- Apa yang baru dari cerita berikut ini? Presiden negara adikuasa menggagas perdamaian dunia. Pihak mafia senjata tidak terima. Mereka merancang plot untuk menggagalkan perdamaian itu, bahkan kalau perlu membunuh sang presiden. Namun, seorang warga negara yang patriotik, tidak menyerah begitu saja. Ia bersedia berkorban dengan segala daya.
Film White House Down bukanlah film yang sulit ditebak akhir ceritanya. Pada 2013 ini bahkan ada film yang nyaris serupa, Olympus Has Fallen. Lokasi cerita sama-sama di Gedung Putih. Solusinya juga sama-sama oleh seorang agen yang jago berkelahi mengalahkan musuh yang begitu banyak.
Namun, justru tantangannya adalah bagaimana mengemas formula itu dengan piawai. Sutradara White House Down, Roland Emmerich, dalam wawancara dengan Kompas, akhir April lalu bercerita, ada formula yang ia pakai dalam membuat film-film yang ditujukan untuk komersial. Sebagai sutradara film laris seperti Independence Day, The Day After Tomorrow, 2012, dan Anonymous, ia terus memegang formula itu.
Seperti dalam White House Down, walaupun konfliknya berkaitan dengan wacana besar seperti perdamaian dunia, film ini sebenarnya ingin berkisah tentang hubungan seorang ayah dengan anak perempuannya. Lewat wacana besar itu, secara visual penonton dipuaskan dengan aksi-aksi yang ekstrem, ledakan-ledakan besar dan terus-menerus, serta pemandangan tentang Gedung Putih beserta sejarahnya yang fenomenal. Namun, segala hal besar itu sebenarnya membingkai sebuah cerita sederhana yang bisa langsung mengena ke rasa para penonton, yaitu hubungan antara ayah dan anak perempuannya.
Channing Tatum
Apalagi kalau yang menjadi ayah adalah Channing Tatum, yang sedang naik daun. Tatum memerankan John Cale, mantan personel militer yang tak akrab dengan anaknya satu-satunya, Emily (Joey King). Roland mengatakan, Channing adalah sosok yang tepat untuk film ini. Selain ganteng, wajahnya masuk ke dalam kategori pria pada umumnya. Selain itu, Channing banyak melakukan adegan aksi tanpa menggunakan pemeran pengganti.
Demi memperbaiki hubungan yang rusak, John mengajak Emily ke Gedung Putih. Emily adalah penggemar berat Presiden Sawyer (Jamie Foxx). John ingin menunjukkan kepada Emily, betapa hebat dirinya sebagai ayah dengan melamar menjadi pengawal presiden, namun John ditolak.
Seusai wawancara, John mengajak Emily ikut tur publik keliling Gedung Putih. John memang hanya seorang ayah. Ia hanya ingin melakukan hal yang benar, namun sepertinya tidak ada yang benar-benar berhasil. Di tengah turnya, Gedung Putih diduduki. Sebuah konspirasi ingin memicu perang nuklir, dan untuk itu mereka harus bisa mendapatkan akses Presiden Sawyer. Keadaan jadi kacau. Para peserta tur disandera. John terjepit di antara dua prioritas, menyelamatkan Presiden AS dan dunia atau anak perempuannya.
Sosok Presiden Sawyer banyak mengingatkan penonton kepada Presiden Obama. Sawyer digambarkan bukan orang yang kaku terhadap sistem. Adegan awal di mana ia meminta helikopter kepresidenan untuk memutar sejenak, atau meluangkan waktu untuk Emily yang merekamnya untuk Youtube.
Film ini kemudian menekankan dirinya pada adegan-adegan aksi laga. John sebagai sosok jagoan bersama-sama dengan Presiden Sawyer berusaha untuk menggagalkan aksi konspirasi. Harus diakui, pengemasan dalam White House Down tidak sekadar mengandalkan aksi dan efek khusus. Ada kepiawaian sutradara dan editor mengemas cerita, termasuk adanya motivasi dan konspirasi dari kalangan tertentu yang membuat cerita sederhana film ini menjadi lebih kompleks.
Pemuas mata
Sebagai pemuas mata, penonton tidak hanya disuguhkan lorong-lorong Gedung Putih yang penuh sejarah, tetapi juga sistem keamanan negara Amerika Serikat. Lewat lorong-lorong dan cerita Emily terbentang sejarah Gedung Putih sebagai salah satu simbol patriotisme AS. Selain itu, bagaimana rumitnya sistem keamanan, bagaimana penggunaan tentara bahkan untuk mengamankan orang nomor satu di negara AS itu tidak seperti membalik telapak tangan.
Terakhir, film ini adalah bentuk nasionalisme AS. Walaupun memang dalam bentuk simbol-simbol yang terkait dengan lokasi film, yaitu Gedung Putih, simbol-simbol terasa kental.
Tentunya menggelitik untuk ditanyakan kepada Roland yang berkebangsaan Jerman, bagaimana ia membuat film ini dalam konteks dunia global yang penuh ancaman terhadap AS. Menurut Roland, AS menjadi sasaran banyak pihak. Tidak saja karena AS menjadi satu-satunya negara adidaya yang tersisa. Namun, Roland menyoroti anggaran belanja militer AS yang sangat besar. Bahkan, bernilai dua kali anggaran militer lima negara yang ada di bawahnya. Hal ini semakin memicu kebencian terhadap AS oleh pihak-pihak yang disebut Roland memang dasarnya sudah "gila". (EDNA C PATTISINA)
Blog Archive
-
▼
2013
(804)
-
▼
Juni
(114)
- "White House Down": Robohnya Gedung Putih
- Kabut Asap Diduga Rusak Puluhan Hektare Tanaman Cabai
- Pemuncak Festival, Soundrenaline Yogyakarta Geber ...
- Jenazah Gagal Terbang, Keluarga Ngamuk Bandara Bali
- Nana Mirdad Langsing karena Kecanduan Lari
- Pengamat Nilai BLSM Hanya Untungkan Partai Penguasa
- Dian Nitami Tertular Yoga dari Suami
- Staf KPK Meninggal, RDP dengan Komisi III Ditunda
- Helmalia Putri Menyingkir dari Ibu Kota
- Ine Febriyanti Suka Berkelana
- Gemuk, Puput Melati Tak Merasa Khawatir
- 27 Juni 2013, Film Band Armada Mulai Beredar
- KPK Belum Bisa Publikasi Hasil Penggeledahan di BI
- Suker: Mau Samai Maradona, Messi Harus Berprestasi...
- Jokowi Ogah Komentari Film "Jokowi"
- Demi Anak, Cathy Sharon Tunda Diet
- Gomez Ingin Pergi, tapi Belum Ada Penawaran Resmi
- Bams Keluar dari Samsons
- Neymar dan Ancaman Penjara, "Hadiah" Ultah Messi
- Kabut Asap, Heli Menteri Kelautan Batal Terbang ke...
- Fadly "PADI" Bergoyang karena Nidji
- Spanyol Pecahkan Rekor Perancis
- "Monsters University": Lucunya Monster, Seramnya M...
- Balotelli dan Montolivo Cedera
- Arumi Bachsin Setuju BBM Naik, Asal...
- Fred Sempurnakan Brasil
- Fitri Carlina: BBM Naik, Honor Manggung Pun Bisa J...
- City Menyerah Kejar Cavani
- Adidas-Chelsea 10 Tahun Lagi
- Justin Bieber Lolos dari Tuduhan Tabrak Lari
- Pirlo dan De Rossi Absen Lawan Brasil
- Tya Ariestya Ingin seperti Joe Taslim
- Xavi Ungkapkan Keinginan Tinggalkan Timnas
- Iniesta: Spanyol Akan Perlihatkan Rasa Hormat
- Kepergian Bintang "The Sopranos" Kejutkan Dunia Film
- Katon Bagaskara Pulih Lebih Cepat
- Pele: Bayern Belum Hebat
- Tifatul: PKS, Partai Kalah Sembiring
- MU Awali Musim 2013/14 di Markas Swansea City
- Jakarta Ulang Tahun, Festival Film Jerman Pindah T...
- Pemain Barca dan Madrid Saling Puji
- Tantowi Yahya: AMI Awards Dianggap Belum Berharga
- Manchester City Beli Saham Arema 75 Persen?
- Kuasa Hukum: Kalau Saksi Baru Dihadirkan, Dimas An...
- Isco di Antara Magnet City dan Madrid
- Keluar Bui, Jupe Langsung Santap Jengkol Balado
- Dortmund Tutup Pintu Keluar Lewandowski
- Bahas BBM, Seperempat Anggota DPR Absen
- Jupe Menghitung Hari Kebebasan
- Mou: Patuhi Saya atau Anda dalam Masalah
- Adik Ully Artha: Sempat Mengeluh Sakit Dada
- Penjara 6 Tahun untuk Messi, atau Bayar Rp 310 Miliar
- Merokok, Cole Bisa Ditendang Mourinho
- Jokowi Absen di Pemutaran Perdana Filmnya, Ayu Dya...
- Radja Nainggolan Bakal Lawan Andik Vermansah Cs
- Monyet-Monyet Ahli Pemetik Kelapa
- Sewa Stadion Rp 697 Juta, Arsenal Terancam Batal k...
- Banding Ditolak, KPK Siap Ajukan Kasasi di Kasus A...
- Armada Abadikan Perjalanan Karier Lewat Film
- Protes Bonus, Nigeria Tunda Pergi ke Piala Konfede...
- PKS Sarankan Pemerintah Ikuti Jejak Jokowi
- Jadi Korban Tabrakan, Jane Shalimar Alami Retak Tu...
- Fiorentina Resmi Umumkan Joaquin Lewat Twitter
- "Man of Steel" Menuai Pujian
- Leverkusen Lepas Schuerrle ke Chelsea
- Mou Diserang Barca, Presiden Madrid Membela
- Istri Uje: Sebelum Dilelang, Kopiah Itu Milik Adik...
- KPK Kembali Periksa Tersangka Korupsi Hambalang
- Messi Kaget Tersangkut Kasus Pajak
- Meski Tak Mengerti Bahasa Indonesia, Warga AS Puji...
- Yovie Widianto Tertantang Main di Gunung
- Messi Cadangan, Argentina Ditahan Ekuador
- Budjana, Bali, dan Jazz
- Punya Rencana dengan Lukaku-De Bruyne, Mou Juga In...
- Carlos: Zidane Pelatih Ideal Madrid
- Lihat Bulu Mata Palsu, Alice Suyadi "Gatal"
- Parfum One Direction Akan Segera Dijual
- Lawan PBR, Tiga Pemain Asing Persib Absen
- Divonis 7 Bulan Penjara, Eza Gionino Pasrah
- Musim Panas, Dortmund Wajib Belanja
- Brasil Dinilai Belum Siap Jadi Juara Dunia
- Ahmad Dhani Istimewakan Album Mulan Jameela
- SBY dan Menteri Intens Komunikasi saat Taufiq Kiem...
- Ini Alasan Robben Tukar Seragam dengan Van Dijk
- JKT 48 Siap Tampil "Buka-bukaan"
- Basuki: Kalau Belanda Kalah 3-0, Banyak yang Bingung
- Jokowi Senang Lagu Slank tentang Kebobrokan Birokrasi
- Saipul Jamil Berharap Menemukan Istri Bak "Putri S...
- Wali Kota Bandung Diperiksa di Jumat Keramat
- Jamu Belanda, Timnas Tanpa Jersey Merah-Putih
- "Kondisi Indonesia Seperti Masuknya VOC di Masa Lalu"
- Merasa Terancam, Fifie Buntaran Laporkan Manajerny...
- Pele Larang Neymar ke Inggris
- Polisi Gerebek Dua Lokasi Judi Terbesar di Pekanbaru
- Lakukan Kekerasan, Eza Gionino Divonis Tujuh Bulan...
- Main Film, Shireen Sungkar Pelajari soal Vaginismus
- Hadapi Belanda, Keseimbangan Tim Jadi Fokus Timnas
- Indra Birowo Mulai "Ngeband"
- Mourinho: Saya Seperti Menikah Lagi
- Band Metal Ikut Mengenang Uje
-
▼
Juni
(114)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar