FABRICE COFFRINI / AFPPresiden UEFA, Michel Platini (kiri), memimpin rapat UEFA bersama para Komite Eksekutif UEFA di Lausanne, Swiss, Kamis (6/12/2012).
KUALA LUMPUR, KOMPAS.com — Presiden UEFA Michel Platini sekali lagi menekankan dirinya tak sepakat dengan penggunaan teknologi garis gawang. Menurut pria berpaspor Perancis itu, kelebihan teknologi itu tak sepadan dengan kelemahannya.
"Ini bukan soal teknologi garis gawang, tetapi ini pertanyaan untuk penggunaan teknologi. Di mana Anda memulai dan mengakhiri sebuah hal dengan teknologi? Teknologi memang membantu, tapi kami harus membatasinya berdasarkan beberapa hal," ucap Platini, Selasa (11/12/2012).
Eks legenda Juventus dan Les Bleus itu yakin, penggunaan teknologi itu untuk Liga Champions, Liga Europa, dan semua turnamen antarnegara Eropa akan terlalu mahal. Platini lebih memprioritaskan alokasi investasi itu untuk pembinaan pesepak bola muda dan pengembangan sepak bola itu sendiri ketimbang menghamburkan uang untuk teknologi garis gawang.
"Untuk merealisasikan teknologi itu dalam sebuah kompetisi butuh 50 juta euro (sekitar Rp 600 miliar). Lebih baik saya berikan 50 juta euro untuk pengembangan usia muda dan pembangunan sepak bola daripada memberikannya untuk teknologi yang mungkin berguna untuk satu dua gol per tahunnya. Harganya terlalu mahal untuk setiap gol," tegas Platini.
"Kami telah mendukung penggunaan wasit tambahan yang kini sudah diterima dewan internasional, dan dengan satu wasit yang berdiri semeter dari garis. Saya pikir dengan kacamata yang bagus, ia akan dapat melihat apakah bola telah melampaui garis atau belum," tambahnya lagi.
FIFA sendiri tengah mengetes teknologi garis gawang dalam Piala Dunia Antarklub 2012 yang baru berlangsung di Jepang dalam pekan ini.
0 komentar:
Posting Komentar