KOMPAS/ALOYSIUS BUDI KURNIAWANPemusik senior Benny Likumahuwa bersama putranya yang pemusik, Barry Likumahuwa, tampil sepanggung membawakan komposisi klasik karya Benny pada 1972 yang dirilis ulang dalam album "Like Father Like Son" dalam konser Ngayogjazz 2012 di Desa Wisata Brayut, Pandowoharjo, Sleman, Yogyakarta, Minggu (18/11/2012). Puluhan pemusik jazz tampil dalam Ngayogjazz 2012, dari Syaharani and Queenfireworks, Benny Likumahuwa, Barry Likumahuwa Project, Idang Rasjidi, Irianti Erningpraja, hingga Indro Hardjodikoro serta pemusik jazz dari berbagai daerah. Di tengah guyuran hujan deras, mereka tampil di enam panggung sejak pukul 09.00 hingga 00.00 dini hari.
JAKARTA, KOMPAS.com -- Pemain bas Barry Likumahuwa akan tampil bersama ayahnya, pemain trombon kawakan Benny Likumahuwa dalam proyek musik Benny Likumahuwa Jazz Connection pada hari ketiga Java Jazz Festival 2013, 3 Maret. Bagi Barry, kolaborasinya kali ini seperti dialog antara anak dengan ayah dalam bahasa musik.
"Ya, bisa dibilang kami berdialog musik, nanti spontan saja, enggak pernah direncanain sebelumnya, latihan juga cuma sekali lah," kata Barry.
Barry memprediksi dialog anak dengan ayah itu akan semakin menjadi-jadi jika keduanya melakukan duel kebolehan memainkan alat musik masing-masing. "Biasanya Bokap duluan dengan trombonnya yang mulai duel. Gue sebagai anak belum tentu bisa nebak mau ke arah mana, tapi nanti bisa cepat menyesuaikan arahnya mau ke mana. Atau, enggak tertutup kemungkinan gue duluan yang mulai. Kebetulan ayah saya orangnya senang main sama yang muda-muda," jelas Barry.
Pada penampilan mereka nanti, Barry dan Benny akan berdialog dalam musik funk hingga afro-cuban jazz. "Banyak sekali warnanya, mulai dari funk, afro-cuban jazz. Tapi, kami enggak kepikiran menempelkan musik etnik dengan jazz, karena sulit sekali. Kalau asal ditempel, nanti malah terdengar culun (lucu)," jelas Barry lagi.
0 komentar:
Posting Komentar