GoogleKartu Prima.
JAKARTA, KOMPAS.com - PT Prima Jaya Informatika mengungkapkan kekecewaannya pada Direksi baru PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel). Direksi baru Telkomsel dianggap telah memutus kontrak kerjasama secara sepihak kepada Prima Jaya dalam distribusi kartu perdana dan voucher isi ulang pulsa edisi Prima.
Perjanjian kerjasama antara Telkomsel dan Prima Jaya ditandatangani pada 1 Juni 2011, untuk jangka waktu 2 tahun sampai 1 Juni 2013.
Chairman Prima Jaya Informatika Tonny Djayalaksana mengatakan, Direksi baru (Telkomsel) yang menjabat sejak 22 Mei 2012, memutus hubungan kerjasama dengan Prima Jaya pada 30 Mei 2012. Yang membuat Tonny merasa dilecehkan, penghentian operasional distribusi kartu Prima ini disampaikan lewat email dan dikirim oleh seorang staf, bukan petinggi Telkomsel.
"Dalam email itu tertulis, atas perintah dari Direksi yang baru, Telkomsel menghentikan operasional kartu Prima sampai batas waktu yang belum ditentukan," katanya dalam Rapat Dengar Pendapat antara Komisi I DPR dengan Prima Jaya Informatika dan Yayasan Olahragawan Indonesia, Selasa (9/10/2012).
Setelah Prima Jaya menerima email tersebut, Tonny berulang kali meminta klarifikasi, namun Telkomsel tidak mengindahkan. Ia juga merasa, ada yang menganggap bahwa Prima Jaya adalah rezim Direksi lama Telkomsel, dan ada pihak yang tidak senang melihat kerjasama Prima Jaya dengan Telkomsel.
Hingga akhirnya, Prima Jaya menggugat pailit Telkomsel di Pengadilan Niaga Jakarta Pusat pada 16 Juli 2012, dan menuduh Telkomsel berutang Rp 5,260 miliar. Untuk mendukung permohonannya, Prima Jaya mengajak PT Extend Media Indonesia mengajukan permohonan yang sama.
Pada 14 September 2012, Pengadilan Niaga Jakarta Pusat memutuskan Telkomsel pailit karena dinilai tidak dapat membayar utang yang sudah jatuh tempo kepada dua kreditur.
Direktur Utama Telkomsel Alex Sinaga sebelumnya mengatakan, Telkomsel memutus kontrak itu karena Prima Jaya wanprestasi, karena tak dapat memenuhi taget penjualan di tahun pertama. Telkomsel menolak pesanan pembelian kartu perdana dan voucher untuk tahun kedua, yang diajukan Prima Jaya pada 20 dan 21 Juni 2012.
Dalam perjanjian kontrak, Telkomsel menargetkan Prima Jaya dapat menjual 10 juta kartu perdana Prima dalam jangka waktu setahun, dan menjual 120 juta voucher Prima dalam waktu setahun. Namun, Prima Jaya tak dapat memenuhi target tersebut. Per Juni 2012, menurut data Telkomsel, PT Prima Jaya Informatika hanya mampu menjual 525.000 kartu perdana dan 1.924.235 voucer isi ulang.
"Prima Jaya tidak punya pengalaman dalam menjual produk," kata Alex. Ia pun mengakui, perusahaan ini baru didirikan usai perjanjian kerjasama dengan Telkomsel dibuat.
Pada 21 September 2012, Telkomsel mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung.
Sejatinya, proyek penjualan kartu Prima punya tujuan yang mulia. Hasil penjualan dari kartu bergambar atlet nasional ini akan disumbangkan ke Yayasan Olahragawan Indonesia (YOI) untuk meningkatkan kesejahteraan para atlet dan mantan atlet.
Prima Jaya dan YOI mengaku, telah banyak membantu para atlet dan mantan atlet dari penjualan kartu Prima. Namun, baik Prima Jaya dan YOI, tak dapat menjawab berapa banyak atlet yang telah dibantu. Wakil Ketua YOI Sys NS mengatakan, bantuan tersebut saat ini sedang terhambat karena Telkomsel memutus kerjasama secara sepihak.
0 komentar:
Posting Komentar