AFPBek Liverpool asal Inggris, Jamie Carragher.
LIVERPOOL, KOMPAS.com - Hingga pekan ke-37 Premier League musim ini, bek Jamie Carragher telah membela Liverpool sebanyak 23 kali, dengan delapan di antaranya sebagai pengganti. Total, ia telah bermain 37 kali untuk Liverpool di berbagai ajang musim ini.
Menurut Carragher, jumlah jam bermainnya itu menunjukkan bahwa ia masih bisa berkontribusi untuk Liverpool. Ia pun mengaku semakin yakin akan keputusannya pensiun akhir musim ini, karena ia tak ingin pensiun sebagai "kuda tua", sesuatu yang mungkin dialaminya musim depan.
"Semakin aku berada di tim ini, semakin aku ingin bertahan pada keputusanku (pensiun akhir musim ini) dan bermain sebaik mungkin. Aku cukup beruntung karena saat aku mengumumkan (keputusan pensiun itu), aku bisa membuat diriku tetap di tim ini," ujar Carragher.
"Aku bisa bermain, sesuatu yang lebih kuinginkan ketimbang bertahan mungkin satyu musim lagi dan berada di tribun, kursi cadangan, atau di mana saja yang mungkin kualami."
"Aku tak pernah menutup kemungkinan. Aku telah menapaki jalan ini selama beberapa tahun. Aku akan melihat apakah aku menikmatinya atau apakah aku cukup bagus selama ini dan lihat ke mana ini semua membawaku. AKu telah bermain sepak bola sepanjang hidupku dan aku ingin melakukan hal berbeda, dan melihat ke mana itu membawaku."
"Aku berharap menjuarai liga. Namun, Anda telah memberikan segalanya dan berusaha sebaik mungkin. Ini adalah permainan tim. Ada manajer-manajer dan pelatih-pelatih berbeda yang telah membantu Anda selama ini."
"Jika seseorang menawarkan aku trofi, pertandingan besar yang telah kami mainkan dan menangi, stadion yang pernah menjadi tempat bermainku, untuk berada di sini hingga akhir karierku, aku akan menerimanya. Aku sangat beruntung bermain dengan banyak pemain besar, manajer-manajer top, dan mengingat kesempatan untuk merasakan kemenangan-kemenangan itu dan kadang kala kekalahan, aku sangat beruntung selama ini," tuturnya.
Ketika ditanya kenangan terindahnya, Carragher mengatakan, "Istanbul, tak ada yang akan mengalahkan final Liga Champions itu. Tak ada yang perlu dibicarakan lagi soal pertandingan itu. Menurutku, kita semua tahu apa yang terjadi malam itu. Sulit melampaui pengalaman itu."
Final Liga Champions di Istanbul yang dimaksud Carragher, terjadi pada 25 Mei 2005. Laga itu mempertemukan Liverpool dan AC Milan. Liverpool sempat tertinggal 0-3, tetapi kemudian memaksakan hasil imbang 3-3 dan menang melalui adu penalti.
0 komentar:
Posting Komentar