AFPKiper Bayern Muenchen, Manuel Neuer (kanan), menepis tembakan gelandang Real Madrid, Cristiano Ronaldo, pada babak adu penalti leg kedua semifinal Liga Champions, di Santiago Bernabeu, Rabu (25/4/2012).
JAKARTA, KOMPAS.com - Gelandang Bayern Muenchen, Bastian Schweinsteiger, memiliki prediksi Chelsea harus mengalahkan Bayern Muenchen dalam 120 menit jika ingin mencium trofi Liga Champions. Namun, Jika gagal, Muenchen-lah yang berpesta melalui kemenangan drama adu penalti.
Schweini --sapaan Schweinsteiger-- begitu optimistis karena dia percaya dengan pepatah yang menyebutkan,"Sepak bola adalah pertandingan antara dua tim yang terdiri dari sebelas pemain selama waktu normal. Setelah itu, Jerman yang menang adu penalti."
Faktanya, Real Madrid yang harus melupakan impiannya melangkah ke final. Tim asuhan Jose Mourinho itu kalah adu penalti saat menjamu "Die Bayern" pada semifinal kedua. Tembakan Cristiano Ronaldo dan Ricardo Kaka berhasil diblok Manuel Neuer sementara sepakan Sergio Ramos melambung.
"Aku tahu pepatah itu. Mudah-mudah benar. Tim Jerman tidak pernah menyerah. Kami berjuang sampai akhir pertandingan. Kami punya mentalitas itu. Kami berusaha keras dengan permainan berkualitas," tutur Schweinsteiger.
Pendapat Schweini sah-sah saja. Namun, pelatih Pelita Jaya Rahmad Darmawan punya pandangan lain. Kepada KOMPAS.com, RD --sapaan akrab Rahmad-- tidak memungkiri Bayern punya keunggulan spirit bertanding sebagai tuan rumah dengan faktor penonton dan stadion yang sudah sangat dikenal.
"Di sisi lain, ada beban mental Bayern melebihi tim tamu. Kalau sampai nanti adu penalti, saya menjagokan Chelsea. Pertimbangannya, tim tuan rumah selalu akan mendapatkan tekanan psikologis lebih dari tim tamu," cetus pelatih asal Lampung itu.
RD memperkirakan Chelsea akan menerapkan taktik bertahan dengan mengandalkan serangan balik yang terbukti sukses melibas Barcelona di babak semifinal.
"Bayern sebagai tuan rumah akan mengambil inisiatif lebih menyerang. Soal pola apakah yang dipakai nanti 4-5-1, 4-2-3-1 atau 4-3-3 tetap akan bisa dimodifikasi menjadi permainan bertahan," ujar mantan pelatih Persija Jakarta itu.
"Kalau serangan balik dengan formasi 4-4-1-1 akan lebih efektif karena Fernando Torres punya kecepatan dan daya jelajah tinggi serta assist yang sering dilakukannya bisa memanjakan Didier Drogba sekaligus berfungsi meredam gelandang Bayern agar tak leluasa membantu serangan," lanjutnya.
Lalu, prediksi siapa yang terbukti sukses di final nanti?
Schweini atau RD?
0 komentar:
Posting Komentar