SHUTTERSTOCKIlustrasi
JAKARTA, KOMPAS.com - Jumlah program jahat (malware) yang merusak sistem operasi lambat laun jumlahnya tidak sebanyak dulu. Tren kejahatan cyber kini mengarah pada pencurian informasi dan data melalui trojan horse atau kuda Troya.
Trojan horse disisipi dengan berbagai cara. Pertama, dimasukkan ke sebuah aplikasi. Effendy Ibrahim, Director for Consumer Business Symantec Asia, mewanti-wanti pengguna ketika membaca end-user agreement yang biasanya muncul saat proses instalasi.
"Kebanyakan pengguna tidak memedulikan end-user agreement ketika aplikasi meminta izin untuk mengakses data pengguna," katanya dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat (4/5/2012).
Jika izin mengakses data itu tidak relevan dengan sifat aplikasi, ada baiknya jangan diberi izin karena beresiko data dan informasinya akan dicuri.
Cara kedua, melalui situs web palsu. "Berhati-hatilah jika ada sebuah iklan online atau tautan tak jelas yang mengantarkan ke sebuah situs yang menyuruh pengguna mengisi data pribadi," ucap Effendy. Secara diam-diam, data pengguna akan dibawa ke pusat data milik penjahat cyber.
Tidak sedikit penjahat cyber yang memanfaatkan data pengguna untuk mencari keuntungan finansial. Kebanyakan programmer nakal mengincar nomor kartu debit dan kartu kredit.
0 komentar:
Posting Komentar