Blog Archive

Sabtu, 06 April 2013

"Aku & Chrisye": Konser Tugas Kuliah Plus Apresiasi untuk Ayah


KOMPAS.com/ATI KAMILPasha (kedua dari kanan) dan Masha (paling kanan), dua putra kembar mendiang Chrisye, tampil bersama saudara sepupu mereka, Nada Noor (gitar), dan rekan mereka yang bernama Jody (keyboard) dalam konser Aku & Chrisye di Jakarta, Rabu (3/4/2013).

JAKARTA, KOMPAS.com — Sampai enam tahun sesudah meninggal pun, artis musik Chrismansyah Rahadi atau Chrisye masih bisa mengalirkan sesuatu yang bermanfaat dan membahagiakan keluarganya. Kali ini, putra-putra kembarnya, Pasha (Rayinda Prashatya Chrismansyah) dan Masha (Randa Pramasha Chrismansyah), yang merasakannya.

Rabu (3/4/2013) malam, di Score! Cilandak Town Square, Jakarta Selatan, digelar pertunjukan musik Aku & Chrisye. Pertunjukan itu digelar oleh Pasha dan Masha dengan dukungan yang mereka peroleh sebagai dua dari empat anak dari Chrisye dengan Yanti Noor (Gusti Firoza Damayanti Noor).

Pasha dan Masha dibantu oleh para artis musik yang merupakan kerabat dan kawan baik Chrisye. Dari kalangan kerabat ada, sebut saja, Raidy Noor (bas dan music director), Nada Noor (gitar), Firzy Noor (vokal), dan Nana Noor (vokal). Dari kalangan teman baik ada, antara lain, Keenan Nasution (vokal), Fariz RM (vokal), Odink  Nasution (gitar), Ariel "NOAH" (vokal dan gitar), Once (vokal), dan band KadriJimmoSOUNDSCAPE. Para artis musik itu, termasuk Pasha dan Masha, yang bermain gitar, membawakan lagu-lagu yang berkait dengan Chrisye.

Konser tersebut diadakan oleh Pasha dan Masha bukan tanpa sebab dan tujuan, melainkan berkait dengan kepentingan mereka sebagai mahasiswa yang menimba ilmu musik di Universitas Pelita Harapan.

"Kami sama-sama belajar musik di universitas yang sama. Supaya bisa ke tahap sidang akhir (untuk lulus dari universitas itu), kami harus bikin performance. Kami harus bikin konsepnya, meng-organize-nya, dan perform," terang Masha, yang didampingi oleh Pasha, dalam obrolan dengan sang pemandu acara, Sys NS, di pentas Aku & Chrisye. "Kami sama-sama main gitar," ujar Pasha ketika ditanya tentang alat musik yang mereka mainkan. "Di kelas yang sama," ujar Pasha lagi, menjawab pertanyaan Sys soal apakah mereka juga berkuliah di kelas yang sama.

Selain untuk keperluan akademis, Pasha dan Masha membuat pertunjukan tersebut sekaligus untuk menghargai pencapaian ayah mereka dalam industri musik di Tanah Air dan beberapa negara tetangga dari masa ke masa hingga mengembuskan napas terakhirnya pada 30 Maret 2007 dalam usia 57 tahun. Oleh karena itu, konser tersebut diberi judul "Aku & Chrisye".

Para artis musik yang tampil di pentas malam itu menyuguhkan lagu-lagu yang berkait dengan Chrisye. Ada lagu-lagu karya pemusik-pemusik lain yang pernah dipopulerkan oleh Chrisye, ada lagu-lagu yang dicipta sekaligus dinyanyikan oleh Chrisye, dan ada lagu-lagu milik pemusik-pemusik lain yang disukai oleh Chrisye, seperti The Beatles.

Fariz, dengan iringan Raidy Noor dkk, contohnya, membawakan lagu "Kehidupanku". Lagu tersebut dicipta oleh Fariz dan Junaedi dan dinyanyikan oleh Chrisye dalam album solo ketiganya, Percik Pesona. "Ini lagu ciptaan saya dan Junaedi Salat (untuk dinyanyikan oleh Chrisye). Saya belum pernah menyanyikannya sendiri," aku Fariz sebelum melantunkan lagu itu diiringi oleh Raidy Noor dan kawan-kawan.

Keenan Nasution, contoh lainnya, tampil dengan salah satu hit-nya, "Nuansa Bening". "Sebenarnya Chrisye ingin sekali menyanyikan lagu ini, tapi enggak kesampaian," tutur Keenan sebelum menyanyikan lagu yang dipopulerkan kembali oleh vokalis Vidi Aldiano itu.

Ariel, yang tidak disiapkan mengisi konser tersebut, hadir dengan lagu "Menunggumu". Ia menyanyi hanya dengan iringan permainan gitar akustiknya. "Sorry, biasanya sama band, sekarang sendiri. Jadi, sorry kalau ada yang salah-salah," tutur vokalis NOAH, band yang dulu bernama Peterpan, ini. "Menunggumu", yang menampilkan (featuring) Chrisye, merupakan salah satu hit Peterpan.

Pertunjukan bertiket tersebut boleh dibilang dinikmati oleh para penontonnya yang beragam, dari kelompok perempuan sepengajian hingga sosok publik seperti Eros Djarot. Banyak pula dari mereka yang yang juga menggunakannya sebagai ajang bereuni dan bernostalgia.

Tetapi, sayang sekali, penanganan sound system untuk pertunjukan itu tidak bagus. Sound yang dihasilkan tak bersih, sering terdengar sember atau pecah, misalnya.

0 komentar:

Posting Komentar