Blog Archive

Selasa, 23 April 2013

Pukulan Pemain Persiwa "Go International"



JAKARTA, KOMPAS.com - Nama Indonesia kembali tercoreng di dunia internasional. Kali ini, insiden pemukulan wasit Muhaimin yang dilakukan gelandang Persiwa Wamena, Edison Pieter Rumaropen, saat laga melawan Pelita Bandung Raya (PBR) dalam lanjutan Indonesia Super League, Minggu (21/4/2013), menjadi sorotan media asing. Laga itu berakhir untuk kemenangan PBR 2-1.

ESPNFC.com memberitakan insiden memalukan tersebut dengan judul "Indonesian Player Punches Referee".  Mereka menulis, Rumaropen terancam mendapatkan hukuman berat atas tindakan tidak sportifnya. Begitu juga dengan The Guardian menurunkan berita yang sama dengan tajuk "Indonesian Footballer In Hot Water After Punching Referee." Bahkan, media asal Inggris tersebut menampilkan video insiden tersebut.

Sebagaimana diberitakan, insiden pemukulan itu bermula setelah wasit Muhaimin menunjuk titik putih karena menganggap bek Persiwa, O.K Jhon melakukan pelanggaran terhadap Nova Arianto di kotak terlarang Persiwa pada menit ke-81.

Sejumlah pemain Persiwa yang tidak puas dengan keputusan tersebut langsung mendatangi wasit untuk beradu argumentasi. Begitu juga dengan Pieter yang kemudian terlihat berlari dari arah belakang Muhaimin dan secara tiba-tiba melayangkan tangan kirinya ke arah wajah Muhaimin.

Setelah pemukulan itu, hidung Muhaimin cedera dan bajunya pun berlumuran darah. Muhaimin tidak bisa melanjutkan tugasnya dan kemudian digantikan oleh wasit cadangan karena Muhaimin harus dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatannya. Sementara, Pieter langsung diganjar kartu merah atas ulahnya pada pertandingan yang berakhir 2-1 untuk kemenangan PBR.

Kasus ini sendiri sedang diusut oleh Komisi Disiplin PSSI. Ketua Komdis, Hinca Panjaitan,  mengatakan, sikap Pieter merupakan tingkah laku yang sangat buruk dalam dunia sepak bola. Pihaknya akan mulai membahas perihal hukuman terberat bagi pemain asal Papua tersebut pada Sidang Komdis, Rabu (24/4/2013).

"Rekaman video dan bukti juga sudah kita dapatkan. Kita putuskan pada Rabu sore. Itu tingkah laku yang buruk sekali dalam sepak bola dan mendapatkan hukuman yang berat menurut Kode Disiplin PSSI," tegas Hinca kepada Kompas.com di Jakarta, Senin (22/4/2013).

Kasus ini tidak bisa dipungkiri menambah catatan hitam sepak bola Indonesia di dunia internasional. Beberapa waktu lalu, dunia pernah menyorot kasus kematian Diego Mendieta. Pemain Persis Solo tersebut meninggal karena sakit yang dideritanya. Ironisnya, pemain Paraguay tersebut tak mampu membiayai pengobatannya setelah gajinya tak kunjung dibayar oleh pihak klub.

Belum lama ini, Persibo Bojonegoro diduga terlibat pengaturan skor pada pertandingan Grup F Piala AFC melawan Sunray Case JS Sun Hei, di Hongkong, Selasa (9/4/2013), setelah tim berjuluk Laskar Angling Dharma tersebut hanya membawa 12 pemain. Pertandingan dihentikan pada menit ke-65 dalam keadaan Persibo tertinggal 0-8 karena pemain Persibo yang bisa melanjutkan pertandingan hanya enam orang. Kasus ini juga sedang diselidiki oleh Komdis. (SCN/GUA)

 

0 komentar:

Posting Komentar